Laman

Kamis, 17 Desember 2009

Riwayat Seni Genjring Silat - RudatSidapurna

Setelah saya mencoba untuk sedikit menulis ringkasan tentang sejarah Kampung Sidapurna, maka kali ini saya akan mencoba kembali untuk menceritakan sedikit mengenai sajian rangkuman sejarah singkat dari Seni Genjring Silat Tradisional " Raga Lima " Sidapurna.
Perlu blogger ketahui bahwa sejarah Seni Genjring Silat Sidapurna sangat berkaitan erat dengan sejarah dari Kampung Sidapurna tersebut. Sebelum saya melanjutkan artikel tulisan ini, saya ingin memberitahukan sedikit kepada para pengunjung blog saya mengenai prestasi2 dari Seni Genjring Silat Raga Lima Sidapurna yang lumayan telah meNasional,
Alkhamdulillah...

Adapun prestasi yang telah Raga Lima dapatkan adalah diantaranya ketika Pemerintah Kabupaten Cirebon yang dipimpin oleh Bapak Bupati Kolonel Art. Suwendho sekitar tahun 1988-1993 memberi kepercayaan kepada Silat Raga Lima untuk melatih silat secara massal kepada ribuan perwakilan siswa dari seluruh SLTP/SLTA seKabupaten Cirebon. Dalam rangka menyambut serta memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Cirebon ke 508 tahun, tepatnya jatuh pada tanggal 2 April 1990 bertempat di GOR Rangga Jati - Sumber. Dalam perkembanganya Seni Genjring Silat Tradisional Raga Lima alkhamdulillah telah terdaftar menjadi Anggota Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia ( IPSI ) dan juga terdaftar di Departemen Pariwisata & Kebudayaan Kab. Cirebon.
Dan terhitung sejak tanggal 01 Januari 2001, Seni Genjring Silat Sidapurna berubah nama menjadi RAGA LIMA yang berarti Perguruan Silat yang memiliki 5 aliran silat dalam teknik2nya. Seperti Cimande, Cikalong, Dermayon, Bogor dan Minangkabau. Berapa lama keberadaan Kesenian di Sidapurna dari fase Gembyung, Brai, Reog, hingga sampai ke Genjring semenjak tahun 1720 M - sampai sekarang. Adapun cerita yang ada, pada tahun 1720 M Cirebon kehilangan 2 Pinangeran yang meninggalkan Keraton Kesepuhan dan menetap di Kampung Sidapurna. Kedua Pinangeran tersebut lalu mendirikan sebuah
Padepokan Silat yang bertujuan untuk menggalang serta menyusun kekuatan guna melawan penjajah Belanda, yang terjadi pada tahun 1818 di daerah Kedondong.
Untuk lebih detilnya bisa baca di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo Silahkan...